1308 Views |  Like

vitri

Age when it happend: 33
Where it happened: her home
Langauge: bahasa
Sex: Female
Rating: 5
Category: Straight

Tengah malam aku terbangun karena ada suara keras terdengar dari ruang keluarga. Aku keluar ternyata adik iparku sedang nonton tv sendirian sambil tidur-tiduran di kursi panjang. “ Eh belum tidur ya kamu Vit” “ Ya mas masih belum ngantuk”Aku pun jadi ikut nonton acara tv yang sedang memutar filem action dan duduk di kursi di sebelahnya. Pas adegan ranjang, aku ikut terangsang pula Cuma aku tahan. Aku lihat Yana, meluruskan kakinya sambil menahan napas. Aku lihat dia hanya memakai celana pendek dan kaos. Celana pendeknya agak longgar sehingga terlihat cdnya yang kecil di dalam. Adegan ranjang di tv itu makin seru, sementara aku biasa memakai celana pendek tanpa celana dalam, sehingga penisku tegak.
“ Mas ..celananya kok berdiri” tanyanya. Akupun terkejut meskipun aku tahu iapun terangsang. “ ya.. vit..wajar lah aku terangsang sama adegan filem itu” kataku. “ Kenapa nggak dibuka aja..kasihan lho” katanya. Celana pendekku langsung aku turunkan, sehingga penisku terbuka bebas. Wajahku panas menahan rasa malu dan mau. Yana pun terkejut melihat penisku terlihat berdiri tegak dan ujungnya seperti topi yang berwarna merah itu. Lalu yana bangun dan menanyakan bolehmemegang penisku, akupun mengiyakan. “ Mas..aku senang sama penis mas..habis aku sering lihat mas suka ndak pakai celana dalam.. aku sering membayangkan seperti apa bentuknya.. ternyata penis mas..bagus..bulat..kekar …tegak…dan ..ujungnya terlihat merah..kayak hidup..yas mas” kata yana. Aku hanya terdiam saja menahan debar jantung yang makin keras, apalagi tangan yana seperti senang mendapatkan mainan baru, penisku diremas-remas, diurut-urut batangnya, ujung kepala penisku bahkan dicubit kecil. Aku hanya bisa menahan geli sambil berdesah dan memejamkan mata, lalu akupun memandang wajahnya yang manis dan yanapun melihat mataku dengan dalam-dalam dan iapun mendekati wajahku, kami berciuman. Bibirnya dengan lembut aku kecup, yanapun membalas dengan gemas melumat bibirku, bahkan lidah kami saling bermain di dalam. Aku memegang wajahnya sambil kuresapi ciuman itu dan tangannya yang masih bermain dengan penisku. Akupun ingin memegang payudaranya, lalu aku bertanya : “vit..aku boleh pegang payudaramu?”
Yanapun mengangkat kedua tangannya, lalu aku membuka kaosnya, sehingga bh yang berwarna biru itu terlihat menutupi dua bukit kembar yang berwarna putih kecoklatan.
Lalu akupun menyentuh payudaranya sambil menggeser cup bh yang menutupi puting.
Perlahan aku rasakan dengan tanganku kelembutan dan keindahan payudaranya. “ vit..payudaramu ..indah ..aku suka…putingnya..bagus..ujungnya keras dan lembut..” aku berkata sambil memijit putingnya yang berwarna agak lebih gelap. “oh..mas…rasakan..” dia membalas sambil membuka pengait bhnya sehingga terlepas. Akupun mengerti, lalu kucium putingnya sambil kuhisap, kurasakan kelembutan dan kekenyalannya sambil tanganku meremas-remas kedua bukit kembar yang indah itu. Sementara itu penisku juga makin keras dan masih dikocok-kocok oleh tangan yana.
“mas..cukup dulu..ya…gantian aku yang mau rasain penis..mas..ya? kata yana sambil turun ke bawah kursi dan mendekatkan mukanya ke penisku. Dipandangnya penisku sekali lagi sambil meraba-raba dari buah pelir sampai ujung penisku. “ mas..ini telornya..besar juga..sampai terlihat bulat dan menonjol…nah…kalau ini apa..kok..dagingnya mencuat di bawah topinya..? tanya yana. Aku menjawab kalau itu adalah pusat syaraf dari penis yang peka. Lalu yanapun mencium ujung kepala penisku dan memasukkan di dalam bibir dan mulutnya. Tubuhku tegang dan tersentak- sentak menahan sensasi dari gerakan bibir yang bermain di penisku. Lama-kelamaan aku tidak tahan lagi. “ yana aku ndak tahan….aku mau keluar..” kataku. Lalu yana melepaskan bibirnya dari penisku dan tangannya terus mempercepat gerakan di sepanjang batang penisku terutama di daging yang mencuat. “oghh..aku……oghh…ohh..yanaaaa..” aku memekik kecil sambil penisku mengeluarkan cairan kental. Tangan yana terus meremas penisku sampai cairan itu tidak keluar lagi dari ujung penisku. Lalu yanapun mengoleskan cairan itu ke seluruh batang penisku dan buah pelirku membuat aku terhentak-hentak melepaskan sisa-sisa sensasi dari orgasme yang aku dapatkan. Yanapun melepaskan tangannya dari penisku dan memasukkan telunjuknya yang masih basah ke dalam mulutnya.”mas..aku rasain..hmmm..kental….” kata yana.
Setelah reda debaran jantungku, aku lalu memandangnya “ yana.. terimakasih.. ya.. sekarang gantian kamu yang aku buat..sampai orgasme…” kataku.
Lalu akupun turun dari kursi bergantian dengan yana. Perlahan-lahan aku buka kancing celana pendeknya dan kulepaskan, terlihat cdnya yang berwarna kuning muda model slim yang menutupi vaginanya sudah kelihatan basah. Lalu aku lepas pula cdnya, terlihat bibir vaginanya yang berwarna agak gelap mencuat keluar dengan bulu-bulu halus di sekitarnya, lalu aku sentuh dengan jariku. Kubuka bibirnya dan kurasakan basah di jariku, kudekatkan wajahku sambil kubuka lebar kakinya. Dengan perlahan kubuka lagi bibir vaginanya, terlihat lubang kecil berwarna merah segar dengan tonjolan kecil di atas lubang itu. Lalu aku cium dan kurasakan vagina yana, kuhirup cairan yang telah keluar. ” Oh… mas…. teruskan… ohhh” kata yana. Lidahku bermain di lubang vagina yana, kurasakan relung-relung di dalamnya dan kuhisap tonjolan kecil membuat tubuh yana makin bergetar hebat dan tangannya pun menekan kepalaku semakin kuat ke arah vaginanya. Kurasakan di lidahku cairan mulai banyak dan tubuhnya tegang sesaat, aku tahu yana mulai orgasme, kupercepat lidahku bermain di klitorisnya. “ mas.. aku..keluar.. oghhh..ahh.. “kata yana bersamaan vaginanya menegang dan makin basah.
Aku hisap cairan itu dan kurasakan. “ vit.. punyamu.. juga kental…” kataku.
Setelah reda dari sisa-sisa orgasme, kami berpelukan dengan mesra di atas kursi itu. Acara tv yang kami lihat tidak kami hiraukan lagi.

Processing your request, Please wait....
  • 0 - very bad experience 10 - very great experience