Where it happened: Bandung
Langauge: Malaysia
Sex: Male
Rating: 5
Category: Straight
PROGRAM BAYI TABUNG
Saat gua pergi ke Hongkong untuk liburan, salah satu kawan gua di sana memberitahu gua kalo di sana ada bank sperma spesial. Disebut spesial karena untuk mendonorkan sperma kita tak perlu mengeluarkan sendiri spermanya tapi dibantu oleh suster cantik yang bekerja di sana. Karena penasaran dan juga butuh uang untuk liburan akhirnya gua datangi bank sperma itu sambil diantar kawan gua. Temen gua sendiri sudah sering mendonorkan spermanya bukan untuk uang tapi untuk kesenangan saat para suster membantunya mengeluarkan spermanya.
Tanpa prosedur yang rumit akhirnya gua disuruh melepas semua baju dan disuruh memakai semacam daster perempuan dengan bagian depan terbuka. Bersama dengan gua ada sekitar 10 lelaki lain dari berbagai usia yang akan mendonorkan spermanya. Kami semua diminta untuk tidur telentang dan masing-masing akan ditangani oleh suster-suster yang cantik. Ada yang sudah keluar spermanya dalam semenit, ada juga yang lama hingga setengah jam. Kawan gua termasuk yang lama hingga dua puluh menit. Gua sendiri tak tahan hanya lima menitan, maklum suster yang menangani gua memakai minyak yang licin dan terus menatapku dengan senyum menggoda.
Hari berikutnya gua sudah berani sendiri ke tempat itu. Ternyata gua bisa memlih untuk dilayani oleh suster pilihanku. Dan gua juga bisa bertanya tentang jalur distribusi sperma itu. Yang membuat gua kaget adalah sperma gua akan dikirim ke Indonesia. Gua minta alamat pemesannya dan mendapatkan alamat di bandung.
Setelah gua pulang dari Hongkong menuju Jakarta, gua sempatkan untuk mengambil liburan ke Bandung untuk tujuan mencari alamat keluarga penerima sperm gua. Perjuangan gua akhirnya berhasil, gua menemukan keluarga Pak Dadang (bukan nama sebenarnya) dan gua memperkenalkan diri. Gua diterima dengan baik dan dipertemukan dengan istri Pak Dadang yang sedang menjalani program bayi tabung. Di keluarga ini gua dianggap sebagai bagian dari keluarga baik oleh pasangan suami istri program bayi tabung dan juga keluarga besar mereka. Gua sempat menginap seminggu di sana dan dalam seminggu itu gua merasakan pengalaman yang sangat indah.
Teh Neneng, istri Pak Dadang bercerita bahwa program bayi tabung itu sudah berlangsung 4 bulan dan sudah mulai menunjukkan hasil positif kehamilan. Gua sadar bahwa janin yang ada di dalam kandungan itu adalah benih gua, namun gua juga sadar bukan dengan cara wajar sperma gua ada dalam rahim Teh Neneng. Karena dipengaruhi hal-hal yang gua sendiri tak tahu apa itu, dan juga gua tertarik dengan kecantikan Teh Neneng, gua beranikan diri untuk mengajaknya tidur. Tentu kami sudah memperhitungkan semuanya, rumah dalam keadaan sepi karena suaminya sedang kerja dan keluarga besar tak ada di rumah.
Salah satu alasan terkuat kami akhirnya melakukan persetubuhan adalah gua merasa jika sperma gua sudah ada di dalam rahim Teh Neneng lantas apa salahnya jika gua masukkan sperma gua yang lain untuk masuk juga ke dalam rahimnya. Maka kami sepakat melakukan hubungan intim di kamar. Kami melakukannya atas dasar suka sama suka. Hubungan intim dengan perempuan adalah yang pertama gua lakukan dengan Teh Neneng.
Kami puas melakukan hubungan intim itu seharian sampai suami Teh Neneng pulang kerja. Tanpa curiga, Pak Dadang memaksa gua menginap lebih lama di rumahnya sehingga gua semakin sering bercinta dengan Teh Neneng dalam berbagai kesempatan yang bisa kami lakukan. Setelah berkali-kali kami bersetubuh, gua merasa yakin bahwa nantinya bukan program bayi tabung itu yang akan berhasil membuat Teh Neneng hamil tapi karena seringnya percintaan yang kami lakukan bersama.
Saat gua pergi ke Australia untuk kuliah, Teh Neneng masih sering kontak denganku dan menceritakan tentang perkembangan anak kami. Hidup memanag aneh untuk dijalani, sementara gua sendiri sampai sekarang belum menikah karena selalu terbayang wajah Teh Neneng.