1095 Views |  Like

DITA

Age when it happend: 19
Where it happened: RUMAH
Langauge: INDONESIA
Sex: Female
Rating: 5
Category: Straight

AKIBAT KEPOLOSANKU(terangsang untuk pertama kalinya di usia 19
tahun…)
namaku Dita Putri ,usia saat ini 20 asli
Bandung,tinggal di daerah Setiabudi Regency, dan saat
ini kuliah sastra inggris semester 4 di salah satu
pts Bandung, kata temen2 kampusku aku termasuk cewek
cantik dan beruntung, kenapa? karena bentuk
tubuhku(kata temen)bisa dibilang proporsional dan
bikin terangsang kaum cowo(semua ini kata temen2
deketku seperti si Nita,Asni,Ruri) tapi sampai
sekarang aku belum punya pacar karena ga boleh
sama ortu.o ya,di rumah kami tinggal berlima aku dua
bersaudara adikku cewek dan aku dan kedua orang tuaku
satu lagi pembantu sekaligus sopir pribadi keluargaku
sebut saja mang Sardi(maaf,nama samaran)(dia itu usia
nya hampir seusia papahku yaitu sekira 50 tahunan)jadi
genap berlima semuanya..
kejadian aneh dan mengasikan itu terjadi kira2
beberapa bulan lalu saat bulan puasa, waktu itu hari
jum’at (tanggalnya lupa) kami di rumah hanya berdua
yaitu saya sama mang Sardi, sedangkan mamah-papah sama
si Danti(nama adikku yg masih smp itu) sedang ke Bogor
(berangkat hari jum’at subuh setelah makan sahur)
karena papah serah terima jabatan di Pemda
Bogor dan mereka menginap selama 3 hari,sedangkan saya
mesti kuliah semester pendek, jadi ga bisa ikut, dan
di rumah ditemani supir kami mang Sardi karena disuruh
papah jagain aku. Jadi resmi di rumah yg besar
ini(karena saat nulis email ini lagi dirumah) kami
berdua, saya dan mang Sardi di ruang bawah. setelah
keberangkatan mereka dan makan sahur saya kembali
lanjutkan tidur sementara mang Sardi beres2 ruang
bawah, nah kejadian anehnya ini berawal ketika saya
mau mandi di ruang bawah (karena sowernya deket ruang
tamu) saat itu saya mau kuliah jam 8.00, sedangkan
saat bangun jam 7.00 saya agak santai saat itu karena
selain jarak kampusku deket juga ada mobil civic grand
kesayanganku itu yg selalu menemani kemanapun.
saat mau mandi saya langsung buka daster seperti biasa
kalo pake daster saya selalu tidak pake BH dan CD,
jadi hanya baju tidur aja, demi kesehatan, begitu
menurut mamaku…asal tau aja kalo tubuhku seperti yg
dikatakan temen2ku itu betul2 proporsional dg ukuran
BH 34A dan pinggul yg agak bulat serta kulitku yang
putih mulus tanpa cacat kalo disamain, kata teman2ku
aku ini mirip2 sedikit dengan Putri Patricia artis
sinetron itu(bukan geer lho) :), setelah telanjang
gitu saya mencoba buka kran sower tapi ga keluar air
alias macet dan saya agak jengkel sambil setengah
teriak panggil mang Sardi…..”mang Sardiiii….kesini
cepat”,dan dg spontan dia datang tergopoh2, saya lupa
saat itu udah telanjang dan pintu ga dikunci, begitu
dateng dia, langsung mukanya merah padam karena
melihat saya telanjang bulat di hadapannya, saya pun
malu spontan tanganku menyambar kain daster di
gantungan dan bilang ke dia kalo sower ga jalan, lalu
dia terbata2 bilang gini “maaf neng,mamang lupa bukain
jet pump di dapur, lalu saya suruh dia “cepet mang
bukain udah dingin nih!!” lalu dia menganguk dan
setengah berlari dia ke dapur, setelah menyala
sowernya itu lalu aku semprotkan sower air panas ke
bathtub dan aku langsung agak loncat ke bathtub tanpa
ada rasa lupa mengunci pintu toilet tersebut, dan
setelah aku selesai mandi aku lupa kalo aku juga
ga bawa handuk lalu aku panggil mang Sardi tapi saat
itu posisiku masih didalam bathtub berbusa tentu saja
telanjang, tak lama dia datang dan dengan meminta ijin
dia masuk ke toilet dengan hati2 sekali, “mang tolong
bawain handuk bunga2 yg warna merah di kamar” begitu
kataku saat itu, dia menganguk dan langsung ke kamarku
lalu saya tersenyum sendirian melihat tingkah laku
mang Sardi barusan yg hati2 sekali dan malu2
tertunduk itu, sekilas ada hasrat untuk mengerjainya
waktu itu, ga berapa lama dia muncul bawa handuk lalu
aku keluar dari bathtub dengan posisi membelakangi dia
sehingga yg dia lihat punggung mulusku saat itu(tentu
saja saat itu saya masih telanjang bulat) dengan suara
agak gemetar dia bilang gini “sudah ya neng ini
handuknya!” lalu saya bilang “bentar dulu mang,
mendingan mamang yg menghanduki saya biar tahu sekali2

rasanya menghanduki cewe(begitu awalnya saya
mengerjainya,o ya asal tau aja kalo mang Sardi itu
adalah duda tanpa anak sejak 7 tahun lalu) semula
dia keliatan kikuk dan ragu2 melakukannya (saya tahu
karena liat cermin didepanku walaupun membelakangi
dia) dengan wajah tertunduk dan mimik muka yg malu2
lalu dia mengusapkan handuk ke punggungku yg masih
berbusa sabun, dan cukup lama dia mengusap2
punggungku…lalu saya bilang “seluruhnya donk mang,
dari rambut ke kaki paling bawah” dan “iya…eee..iya
neng sebentar” dia terbata2 jawabnya. Sekilas saya
sempet tertawa kecil karena merasa seneng udah kerjain
dia, lalu dia mengusapkan handuk dari rambut ke leher,
lembut sekali, bahu punggung dan di posisi pinggang
dan bokong (belahan anus) agak lama menghandukinya,
sekilas terasa seperti diusap2 lembut dan ada rasa
enak ketika dia menghanduki daerah deket anus, lalu ke
paha belakang dan terakhir di kaki bawah. Saat
itu terlintas saya mau menyudahinya karena mungkin
waktu sudah jam 7.30 pikirku, namun entah setan apa yg
merasuki aku saat itu sehingga ada pikiran nakal lagi
mau mengerjainya lebih, dan secara refleks aku
berbalik badan dan saat itu kontan dia terbelalak
kaget dengan posisi tubuh telanjangku menghadap dia yg
masih memegang handukku itu lalu dia tertunduk dan aku
langsung berkata seperti ini “mamang sekarang
membersihkan dan menghanduki bagian depan ya mang!!”
begitu suruhku sambil agak setengah ketawa(habis ga
tahan tingkah laku dia yg kikuk itu) lalu diapun
menghanduki badan bagian depanku mulai dari rambut
lalu wajah (aku tertawa kecil saat dia handuki
wajahku) tapi yg aku tahu dia tetap tertunduk,
dan setelah wajah ke leher lalu (aku agak deg2an saat
itu)dia menghanduki bagian dada kiri kananku agak
lama(sejenak dia agak terhenti saat menghanduki daerah
dada) dan saat itu juga aku berhenti ketawa2
kecil dan ada rasa aneh yg belum pernah dirasakan saat
mang Sardi menghanduki dadaku, soalnya selama ini kalo
sama sendiri rasanya biasa2 aja, tapi pas sama orang
lain yg menghandukinya jadi agak lain rasanya, ada
perasaan enak dan nikmat sementara saya seperti dibius
saja terpejam beberapa saat tanpa sadar berkata
seperti ini “hmmm….hmmm…hmmm” kontan saja mang
Sardi bertanya “kenapa neng?neng Dita marah ya sama
mamang?”…dia mencoba untuk menegakan kepalanya yang
agak melihat ke wajahku yg lebih jangkung dari dia,
dan dia semakin berani malah saat itu menatap
wajahku ,aku menggeleng dan berkata “ngga mang…saya
ga marah cuman…” aku ga meneruskan kata2ku saat
itu….lalu dia tanya lagi “cuman apa neng? bilang
sama mamang?” suaranya seperti ketakutan kalo2 saya
akan memarahinya..lalu saya teruskan kata2ku “cuman
ada perasaan enak di elus2 gitu mang!!” jawabku polos
saat itu tanpa ada rasa malu kalo ternyata saat itu
adalah pertama kali terangsang secara seksual,
gilanya lagi oleh pembantu sekaligus sopirku mang
Sardi!!!
Mang Sardi malah senyum setelah saya ungkapkan
kepolosanku itu lalu berkata gini “nah…neng…mamang
tau sebenarnya kalo neng Dita ini mau mengerjain
mamang ya…dan ternyata malahan neng Dita sendiri
yang mulai terangsang!!!” begitu katanya dengan logat
sunda yang kental sambil tetap tangannya
memutar-mutar dadaku kiri kanan dengan handuk, padahal

kalo saya lihat udah kering dadaku itu, justru yg
masih basah adalah bagian perut dan kemaluanku yg agak
masih jarang bulu2nya hanya bulu halus seperti rambut,
lalu saya memegang tangan mang Sardi dua2nya dan
berkata “cukup mang, Dita kesiangan nih kuliah udah
telat dari tadi”, lalu mamang menganguk dan melilitkan
handuk itu ke tubuh saya seperti saat dia melilitkan
handuk ke tubuh saya saat SD…..dan sebelum dia
keluar saya menarik tangan kirinya sambil berkata
“jangan bilang sama mamah-papah ya, diem aja nanti deh
pulang kuliah dihandukin lagi sama mamang
seperti tadi, mau ga?” kataku cepet2, dia cuman
menganguk.
Lalu pas di tempat kuliah saya ga bisa konsentrasi,
kepengen cepet pulang selain lapar karena puasa juga
kepengen cepet mandi dan dihanduki lagi sama mang
Sardi..
Setelah selesai kuliah kira2 jam 12.30 aku bergegas
pulang dan sampe di rumah jam 13.00 langsung menuju
kamar dan ganti pake daster dengan maksud mau mandi
siang sambil membawa handuk saya lihat mang Sardi
terbengong-bengong dengan tingkah lakuku itu dan
sambil tersenyum saya berkata seperti ini ke dia
“mamang handukin lagi Dita ya mang?” dia menganguk
setengah tersenyum dan bilang gini “neng Dita mandi
aja dulu nanti kalo udah selesai panggil mamang, pasti
deh mamang nyamperin ke toilet” saya menganguk dan
mandi, setelah selesai mandi saya panggil dia dan
langsung masuk ke toilet tanpa permisi dan sepintas
dia menyambar handukku dan tanpa basa basi saya keluar
dari bathtub dan dia menghampiri, kali ini saya
langsung menghadapnya dengan telanjang badan tanpa
membelakanginya seperti pagi hari tadi, lalu dia
langsung menghanduki rambutku yg basah kuyup oleh air
dan saat itu kami tidak bicara satu sama lain hanya
mungkin kata hati kami masing2 bicara sementara dia
handukin rambut leher dan pundak saya , malah
terpejam(mungkin saya sedikit menikmatinya) dan yg
paling mendebarkan saat mang Sardi menghanduki dadaku
kiri
kanan itu benar2 lebih mendebarkan ketimbang di pagi
hari itu. Dan saat bermenit-menit mang Sardi mengusap
dadaku kiri kanan dengan handuk tiba2 dia nyeletuk
seperti ini “neng Dita, kalo diusapnya tidak pake
handuk seperti ini akan lebih nikmat!!!” lalu aku
jawab “maksud mamang???langsung pake tangan mamang
gitu!!!” dia menganguk seolah minta restu dariku, lalu
saya pun menganguk tanda setuju….dan ternyata jauh
dari pikiranku lebih nikmat langsung dielus pake
tangan mang Sardi ketimbang dielus memakai handuk,
sesaat tangan kiri dulu lalu kemudian tangan
kanannya menyusul meremas lembut sambil sesekali
melintir seperti memainkan volume radio tapeku. Dan
benar saja nikmat sekali rasanya apalagi ini baru
pertama kalinya seorang laki2 menyentuh langsung
dengan telapak tangan ke dadaku dan lama-lama makin
mengeras saja payudaraku saat itu, tidak sadar
ternyata seperti mau pipis rasanya dan geli, nikmat,
asik, enak campur aduk jadi satu saat mang Sardi terus
mengelus buah dadaku yg belum pernah dielus itu,
ternyata kejadianya hampir 1/4 jam kala dia mengelus
dadaku ini. Semakin lama semakin tak sadar sambil
terpejam saya merapatkan badan ke tubuh mang Sardi dan
dia mundur ke belakang, punggungnya menyentuh dinding
toilet dan saya terus semakin merapatkannya sambil
tetap dia mengelus2 halus buah dada ini kiri kanan,
dan posisi itu yang saya ingat, menimbulkan semacam
gesekan benda yang mengeras hangat di balik
sarungnya(o ya, saya lupa saat itu dia memakai kaos
oblong dan kain sarung karena pulang Jum’atan di
masjid depan rumahku) mungkin dia ga pake celana
kolor karena dari gesekan tubuhku ini terasa
sekali semacam kemaluan laki2(yg selama ini saya tau
dari film dan cerita2 temen2)saat saya terpejam begitu
lama2 dia berani menjulurkan lidahnya ke leher saya
waktu itu, semula saya mau menghindar tapi tak kuasa
untuk menghindarinya dan mencoba untuk menikmatinya,
agak geli karena berkumis tapi lucunya posisi dia
mendongkak ke atas karena saya lebih jangkung dari dia
dan agak berjinjit kakinya dan dia menjilati leher
kebawah lalu pundak dan akhirnya di dada, ini lebih
nikmat rasanya ketimbang pake tangan dan ga sadar saya
mengeluarkan
suara”SSSSTT…AHHH>>>>AHHH>>>>HMMMMMM”mungkin begitu
seingatku saat itu.dan itu adalah nikmat dari segala
nikmat menurutku saat itu, lalu lama2 dia seperti mau
berjongkok dan ternyata berjongkok lidahnya menciumi
perutku, udel, lalu ke kemaluan ku yang masih jarang
berbulu ini,dan ahhhhh….saya tak sadar bersuara agak
keras saat dia menciumi kemaluanku ini, karena saat
itu benar2 baru pertama kali diciumin seperti itu sama
laki2.nikmat sekali rasanya….Lalu terdengar telepon
berdering, buru2 saya melepaskan pelukan mang Sardi di
pinggang dan berlari ke ruang tengah sambil
telanjang bulat dan agak basah tubuhku saat itu, basah
karena air mandi dan liur mang Sardi, ternyata papah
dari Bogor telepon mengabari kalo beliau sudah sampe
disana, dan setelah telepon ditutup saya membalikan
badan ternyata mang Sardi sudah ada dibelakangku, dia
mengikutiku sejak tadi berlari ke ruang tamu ini, dan
dia bertanya dari siapa teleponnya,saya jawab dari
papah di Bogor, lalu mang Sardi menyuruh saya
berpakaian lagi sambil menyodorkan daster yang tadi
ditanggalkan di toilet, lalu aku pakaikan dasterku
saat itu dan masuk kamar. Sepintas saya liat jam
3.30 sore hari lalu aku tertidur di kasur sampe
terbangun dengan ketukan di pintu kamar “neng bangun
neng udah magrib”begitu terdengar suara mang Sardi di
balik pintu kamar, lalu aku ke bawah dan makan di meja

makan sementara mang Sardi di dapur, lalu aku panggil,
untuk makan sama2 di meja makan, semula dia menolak
tapi akhirnya mau juga. Setelah makan, badan merasa
gerah dan aku bermaksud untuk mandi lagi tepat jam
7.00 malam hari, lalu aku lihat mang Sardi sedang
nonton tivi dan aku sengaja ajakin dia untuk sama2 ke
toilet, semula dia menolak dengan alasan kalo nanti
ketauan sama papah, tapi aku jawab papah di Bogor
ini, jadi ga usah takut, akhirnya dia mau juga aku
ajak ke toilet, entah kenapa saat itu pikiranku bener2
ngeres sejak mang Sardi siang harinya menciumi sekujur
tubuhku.Setelah berada di toilet langsung saja aku
masuk ke bathtub sementara mang Sardi saya suruh
semburin air hangat yg keluar dari sower untuk
disiramin ke sekujur tubuhku (tentu saja aku
dalam keadaan telanjang bulat saat itu, ga ada suara
, hening, yg terdengar hanya gemericik air disiramin
diatas tubuh ini, sambil aku tiduran di
bathub menikmati aliran air mang Sardi sepintas
terlihat hanya memandang tubuh telanjangku, tapi aku
pura2 ga liat, khawatir dia kabur ke luar toilet kalo
tahu saya pandangin dia.
Dan entah kenapa setelah air itu penuh di bathtub, aku
punya ide gila untuk mengajak dia mandi bareng2, tapi
tentu saja dia menolak(asal tau saja kalo mang Sardi
ini orangnya loyal bgt sama keluarga kami)setelah
tau dia menolak secara halus akhirnya saya ga
kehabisan akal, saya menyuruh dia untuk menyabuni
seluruh badan ini, seperti yg dilakukan mang
Sardi disaat saya kecil, dan dia setuju. Lalu mulailah
dia menyabuni mulai dari rambut,leher,bahu,punggung
dada kiri kanan,dan berhenti di pinggang, saya tanya
“kenapa mamang berhenti??”lalu dia jawab “takut dosa
neng,neng Dita kan anak majikan saya neng!!!, nanti
saya dikejar2 perasaan itu terus” saya mengerti dari
raut mukanya dan menjawab seperti ini “mamang ga usah
takut, kan kita cuman berdua, lagipula kalo Dita
lakukan sama orang lain ga mungkin, soalnya mamang tau
sendiri sifat mamah seperti apa ke Dita!!,sejak mamang
ciumin tubuh Dita tadi siang jadi suka terbayang2 sama
Dita mang” begitu penjelasanku polos saat itu, dan
dia berkata”iya neng, mamang juga tadi siang bener2
khilaf, dan mamang pun udah lama ga seperti ini
apalagi neng Dita sekarang ini tambah cantik,putih
mulus jauh sekali dibandingkan dengan istri mamang
dulu”katanya sedih”lalu tanpa sadar saya berusaha
untuk menghiburnya dengan refleks memeluknya dan ga
terasa saya malah memegang kemaluannya diluar
celananya dan terasa sekali sudah mengeras,tidak
terlalu besar tapi saat itu benar2 pertama kali saya
memegangnya, walaupun mang Sardi itu usianya
50 tahunan tapi masih keras sekali kemaluannya itu,
terasa saat dipegang. Dan dia malah balas memelukku
saat itu dalam keadaan basah kuyup dengan siraman
sower kami saling memeluk sehingga baju oblong yang
dipake sama mang Sardi ikut basah juga akhirnya secara
diam2 saya bukakan kaos oblongnya sementara dia diam
saja, dan terlihatlah dadanya yang berbulu
dan kelihatan masih tegap, lebih tegap dibandingkan
dengan tubuh papah, dia diam saja saat saya mencoba
mengelus dadanya itu(seperti pada film2 porno yang
saya tonton sama temen2 kampus) saya sempat bergetar
kala mengelus dada yg berbulu itu, lalu secara spontan
dia membelai rambut saya yg basah dan tangannya itu
dua2nya mengelus pipiku lembut sekali saya cuman
terpejam seakan dielus sama papah yg selama ini sibuk
dengan pekerjaan kantornya. Dan sesaat terdiam saat
dia memegang bahu saya dan turun tangannya ke dada yg
kiri sementara tangan kanannya mengelus paha dan
kemaluan saya, saya sempat diam dan malah memaju
mundurkan tubuh saat itu seakan menikmati setiap
belaiannya itu, sambil tetap mata ini terpejam dan
secara refleks malah saya memeluknya erat sekali.
Dan tak lama dengan posisi memeluk sambil berdiri itu
saya secara perlahan membuka gesper kulitnya seraya
menurunkan celana panjang mang Sardi
saat itu, dan setelah saya menurunkan celananya yg
basah tersiram sower itu kemudian saya juga menurunkan
celana kolor nya itu perlahan dan terlihatlah kemaluan
laki2nya begitu mengkilat yang baru pertama kali saya
lihat secara nyata dan asli di usia saya yang saat itu
19 tahun(sekarang udah 20 tahun), dan setelah terlihat
itu dadaku tambah bergetar tak karuan ketika saya
mencoba untuk memegangnya secara perlahan, dan
dalam gengnggaman saya saat itu begitu hangat
kemaluannya dan berdenyut seperti seekor burung, tapi
menambah penasaran untuk berbuat lebih jauh tanpa
memikirkan lagi yang namanya logika mana majikan mana
pembantu.
Mang Sardi saat itu juga sepintas saya lihat
memejamkan mata yang pada akhirnya kami saling
membelai, dimana mang Sardi membelai kemaluan saya
yg semakin basah dan hangat, sementara saya pun
membelai kejantanan mang Sardi yg hangat itu, lama2
saya secara naluri mengocok2nya seperti di
film dan mang sardi seperti menikmati kocokan itu
hampir sekira 15 menit saya mengocoknya sementara saya
telah mencapai puncak kenikmatan ketika mang Sardi
memasukan jarinya maju mundur ke dalam kemaluan saya.
Dan seperti mau pipis tapi enak dan nikmat rasanya
ketika tubuh saya bergetar dan mengeluarkan suara
mungkin seperti ini ini yang saya ingat
“AAAhhhhhh….mmmmm.m.mmmmm..mm….ennaakk mmaamang”sambil
terus tanganku mengocok2 kejantanannnya itu, dan
beberapa saat setelah saya merasa di puncak kenikmatan
mang Sardi mengeluarkan pipis berwarna putih kental
dan hangat belepotan di tanganku waktu itu yg akhirnya
saya tau dari
buku kalo itu adalah cairan sperma laki-laki, setelah
itu dia melepaskan tangannya dari kemaluanku dan saya
pun melepaskan kocokan di burungnya dan membersihkan
tanganku yg penuh sperma dengan air sower, lalu mang
Sardi menyuruhku memakai handuk dan tidur. Akupun naik
ke atas dan ganti daster lalu tidur.
Selintas di jam dinding kamarku jam 9.30 malam, saya
ga bisa tidur sama sekali, yg terlintas di bayanganku
saat itu hanyalah kejadian demi kejadian hari itu yang
betul2 pengalaman mengasikan yg dilakukan kami
berdua yaitu saya dengan mang Sardi, dan setelah
kejadian itu kami seringkali melakukannya disaat adeku
dan ortuku tidak ada di rumah, terkadang mang Sardi
saya ajak pura2 mengantarku pake mobil kesayanganku
atau mobil papah dan kami melakukannya di berbagai
tempat seperti dago, Lembang, Pangalengan dan tempat2
sejuk lainnya, tentu saja cari tempat yang aman
tidak diketahui banyak orang, tapi sampai saat ini
saya masih tulen perawan karena menurut mang Sardi,
asal jangan dimasukin burungnya mamang, neng Dita akan
tetap perawan, demikian tuturnya, lama-kelamaan saya
jadi jatuh cinta sama mang Sardi yang terpaut jauh
usia diatasku, karena mungkin saya mencari figur papah
yg selama ini kerap sibuk dinas di pekerjaannya.
terserah pembaca mau percaya atau tidak tapi yg saya
ceritakan ini benar adanya , sudah dulu ya… ya Dita
mau bobo nihh udah jam 01.30..
byeee

Processing your request, Please wait....
  • 0 - very bad experience 10 - very great experience