1134 Views |  Like

Narsih

Age when it happend: 29
Where it happened: in my room
Langauge: Indonesian
Sex: Female
Rating: 5
Category: Straight

Selingkuh
Kami saling memandang dengan penuh arti, ia memandang bibirku , aku membuka sedikit bibirku mengundang , wajahnya mendekat , kecupannya membuat degupan jantungku berdenyut cepat. Decakan basah melepas kedua bibir kami. Sesaat kami saling memandang. Aku pandang dengan sayu mengeluarkan lidah diantara gigiku tanda minta dicium lagi . ooohhh lidahku dihisap kerongga mulutnya ……nikmatnya lidah kami bergelut merangsang saraf birahi menyulut nafsu, ku balik mengisap lidahnya menelan liurnya, suara guamam kami bersahutan tanda kenikmatan yang sedang kami rasakan. Putingku perlahan mengeras terangsang oleh gesekan bulu dadanya yang entah kapan kemejanya telah terbuka. Dibawah sana anuku berdenyut gatal mengeluarkan cairan hangat membasahi celana dalam. Pergulatan ciuman kami bertambah liar, bunyi decakan dan lenguhan makin bebas terdengar tanpa takut didengar orang. Tiba-tiba ciuman terlepas kami tergagap-gagap mencari, menghirup oksigen, mulut kami memerah panas karena gesekan, kami perlahan mengatur napas menenangkan degupan jantung……Sejenak wajahnya kupandang ia tersenyum. sambil tersenyum malu kusembunyikan wajahku didadanya yang berbulu, pelukannya yang hangat membuatku seperti terlindungi aleh badannya yang kekar. Terdengar detak jantungnya perlahan menjadi normal kembali, seperti dengan menurunnya nafsu syahwatku.
”Di”…. panggilan mesra pria yang menjadi atasanku di kantor.
“Ia Nar…” Narsih namaku disapa mesra.
“Sebetulnya kita engga usah begini terlalu jauh….”
“Memangnya kenapa? Aku sayang kamu kita saling sayang, Cuma kita yang tau, nikmati saja, yang lain engga perlu tau kan?”
“Tapi……” belum habis kalimatku bibirku sudah dilumat lagi, dan aku tenggelam hanyut di larut oleh permainan lidahnya. Kini aku tidak perduli lagi, yang kuikuti adalah naluri nafsu akan rangsangan yang lebih …..dan aku lebih berani minta di raba buah dadaku yang sudah menjadi sensitive akan elusan tangannya , tanganku menuntun jarinya ketempat yang kuinginkan, Dan….tak kuasa aku menahan erangan diantara bibir kami yang masih bertaut, ketika tangan nya menyusup dan menggelitik putingku yang dari tadi sudah minta dibelai. Remasannya membuat mulutku setengah terbuka, mengeluarkan suara tertahan menahan rasa nikmat
Dikeheningan kamar decakan dan erangan gairah terdengar saling bersahutan , Dengusan napas dan degupan jantung makin cepat dan berat.
Ciuman dan hisapan nya turun menyusuri pipi ke leher meninggalkan jejak ludahnya membuat aku kegelian
“Nar…” Desahan suaranya disisi samping telingaku “Aku mau masuk ke kamu ya?” bisiknya…
”Kamu mau apa?” aku mau dia menegaskan maksudnya.
“Aku mau seperti cerita di buku itu” Aku tau maksudnya tentang buku yang dipinjamkan ke aku yang ceritanya berisi perselinkuhan panas antara bos dan sekertarisnya
“Jangan Sendi sayang, kita jangan sampai begitu, aku takut kita keterusan sayang”
“Narsih, kamu engga kasian sama aku, punyaku sudah keras begini….” Mataku tertuju pada gelembung di celananya.
“Masa’ sih?”….Tiba- tiba tangan nya sibuk dan derit ritsleting terdengar dan….. tersembullah tegak gagah memerah kepunyaan Sendi mencuat dari belahan celananya….uuuuuuh belum pernah aku melihat pemandangan seperti itu , kecuali kepunyaan suamiku……. Bedanya ini lebih panjang dan gemuk,,……
“Sendi!! Iiihh kamu……masukkan lagi!!!” Tapi mataku tidak mau menjauh menatap benda itu…..
Tapi ia hanya tersenyum jenaka
“Ayo Sendi masukin lagi dong ” memohon dengan nada merajuk.
“Kamu aja yang masukin lagi ke singgasananya’’ lagi-lagi ia senyum menggoda.
“iiihhhh kamu jahat” Aku mencoba memasukkan itunya, dengan hati-hati menjepit kepala ritsliting dengan jari jempol dan telunjuk, sedang tangan yang lain melebarkan celana, perlahan kutarik ritsliting…tapi tiba-tiba Sendi menggerakan pinggulnya, sehingga itunya yang hangat menyentuh tanganku.
“iiiihhhhhh …refleks aku lepaskan semua dan kedua tanganku menumbuk berkali-kali pundaknya, dengan cepat kedua tangannya yang kokoh menangkap kedua tanganku. .
“Sorry yang” aku memmbuang muka merajuk, ia memegang daguku dan menarik menghadap mukanya “Sorry” dan,…..ia melahap kembali bibirku, aku sedikit berontak , tapi tidak lama aku membalas hisapannya …Terasa tangannya membelai lenganku turun mendekap telapak tanganku dan perlahan menarik ke menuju ke itunya. Aku menolak balik tapi tangannya lebih kuat yang akhirnya telapak tangaku menggenggam itunya yang hangat . Tangan nya dengan kuat menekan sampai sia-sia aku menarik keluar dari himpitan tangannya, tapi terus terang aku tidak perduli lagi karena aku mulai menyukai kulit yang terasa lembut dan hangat dipelukan jariku , denyut jantung nya yang cepat terasa menghentak hentak diitunya juga. Sementara itu ciuman kami makin bernafsu. Tangannya sudah terlepas tidak menekan tangan ku , anehnya tangan ini malah memeluk meremas benda yang bulat panjang ,. Tangan Sendi berpindah meraba lututku dan perlahan naik menarik rok baju sampai ke pangkal paha, Aku membuka pahaku supaya tangan nya bisa lebih leluasa membelai memenuhi menurut keinginanku. Ohhhhh. Jari tengahnya mengelus naik turun menyebabkan nikmat walau jarinya masih di pisahkan oleh selapis kain celana dalam. Konsentrasiku hanya tertuju pada permainan jarinya yang kini menggeser kain yang menutupi ituku. Perlahan menyusup masuk menyentuh klentit yang mengeras….tanpa terkontrol pinggulku maju megikuti irama gerak keluar-masuk jarinya
Aku tak perduli lagi, pergulatan ini pasti berakhir dengan perselingkuhan yang sebenarnya Antara aku dan Sendy bosku….Tiba-tiba kami dikejutkan oleh dering HP ku. Dilayar monitor terlihat nama suamiku…tidak langsung kujawab, aku mengulur waktu untuk menenangkan degup jantung yang tadi menggila, Dengan suara sewajar mungkin kujawab “Halo?” Dari seberang sana suara anakku protes “Mama angkat tilponnya koq lama sih?” ….”Ohhh Mama tadi di kamar mandi” aku merasa bersalah membohongi putriku.
“Putri bagaima keadaan nenek di Malang, apa sudah sehat?”
“Ma aku sendiri sama kakek, Papa lagi ke Surabaya”

Processing your request, Please wait....
  • 0 - very bad experience 10 - very great experience