6077 Views |  Like

PECINTA PAYUDARA

Age when it happend: 17
Where it happened: Rumah Mbak Intan
Langauge: Indonesia
Sex: Male
Rating: 5
Category: Straight

PESONA PAYUDARA
PENASARAN SAMA PAYUDARA MBAK INTAN
( BAGIAN PERTAMA )

Perkenalkan namaku Budi. Aku duduk di kelas 2 SMA Negeri di kota …… Disini aku tidak tinggal bersama kedua orang tuaku tapi aku tinggal bersama keluarga Mas Henri. Orang tuaku di Malang. Mas Henri adalah Adik bungsu dari ibuku. Usianya 36 tahun dan menikah 2 tahun yang lalu. Istrinya bernama Intan …… Aku memanggilnya Mbak Intan. Mbak Intan baru melahirkan 2 bulan yang lalu,. Mereka keluarga kecil yang bahagia.
Kegiatanku sehari-hari bisa dibilang membosankan. Sekolah, belajar, nonton TV dirumah. Sebagai pelipur lara (aduh…mendramatisir nih) kadang-kadang aku dolan ke Warnet. Apalagi kalo bukan buka situs2 porno. Wajarkan cowok seusiaku penasaran sama tubuh wanita? Kalo Mas Henri atau Mbak Intan tanya kenapa aku pulang subuh, aku bilang kerumah Bambang. Padahal aku main internet. Biar ngirit buka internetnya tengah malam. Betul nggak?
Mas Henri berangkat kerja Jam 7.30. Dia sibuk banget. Bangun pagi-pagi sekali. Begitu pula mbak Intan yang selalu setia melayani keperluan suaminya. Belum lagi ngurus si bayi yang rewel terus. Sebelum berangkat sekolah aku selalu mendapati Mbak Intan sibuk mengurus urusan rumah tangga tiada henti.
“ Nggak capek Mbak..?’, kataku pada suatu saat
“ Ya mau gimana lagi bud..namanya juga ibu rumah tangga..”, jawabnya sambil menggendong si kecil.
“ Kok nggak ambil pembantu aja? Kan praktis Mbak..”
“Iya..pengen Mbak sih gitu tapi Mas Henri bilang belum perlu”
Kuperhatikan wajah Mbak Intan..alis matanya tebal, bibirnya penuh, kulirik lengannya..wah banyak bulu-bulu halus yang tumbuh disana. Perkiraanku Mbak Intan berumur sekitar 26 tahun. Kulirik payudaranya…wah begitu montok. Tentu saja montok, soalnya baru ngelahirin bayi, jadi payudaranya berisi banyak ASI.
Jangan!! Jangan!! Jangan berpikir sekotor itu!!! Mbak Intan itu Istri Mas Henri!!! Beruntung terdengar suara motor Bambang dan disusul bunyi nyaring klaksonnya. Lebih baik aku segera cabut dan berangkat ke sekolah sebelum setan menjajah otakku.
“ Mbak saya pergi dulu…!!!”, kataku tanpa menatap wajahnya.
“..eh nanti kamu pulang jam berapa?”
“ Mungkin sore..soalnya udah janjian sama teman..ada apa tho Mbak?”, kataku yang kini terpaksa kembali menatap wajahnya
“ Nanti kalo pas kamu pulang dan Mbak nggak ada dirumah, kunci rumah mbak taruh di bawah pot dekat kran air. Kamu sih kemaren ngilangin kunci serepnya..jadi agak repot kayak gini”
“ Iya Mbak..maaf..mmmm.. saya berangkat ya Mbak..”
Aku langsung tancap gas bersama Bambang. Hari itu Sekolah pulang agak cepat karena ruang kelas kami dipakai untuk test Ujian Persamaan. Rencana aku mau ke Bengkel bersama Bambang setelah usai sekolah nanti.
Jam 12.30 aku sampai dirumah. Bambang memang keparat. Kita sudah punya rencana untuk ke Bengkel melihat kondisi sepeda motorku yang rusak tapi dia malah pergi sama ceweknya. Ya udah terpaksa aku jalan kaki. Memasuki pagar rumah aku langsung menuju pot untuk mengambil kunci. Tidak ada kunci disana. Berarti Mbak Intan belum pergi. Aku menuju ke teras dan membuka pintu depan yang ternyata tidak terkunci. Wah…Mbak Intan pasti lupa mengunci pintu. Bisa jadi karena kesibukannya mengurus si kecil dan tetek bengek lainnya.
Aku langsung menuju kekamar untuk istitahat karena sudah berjalan kaki cukup jauh dari sekolah. Begitu memasuki kamar, aku mendengar gemercik air dari kamar mandi. Mbak Intan pasti sedang mandi. Letak kamar mandi tepat berada disebelah kamarku. Kamarku dulu adalah gudang penyimpanan barang. Sekarang dipakai buat kamar tidurku….. Sebenarnya ada lubang ventilasi yang menghubungkan kamar mandi dengan kamarku. Tetapi aku tidak punya pikiran untuk mengintip. Tapi entah mengapa sekarang aku jadi gelisah. Aku teringat kejadian tadi pagi waktu aku melirik bentuk payudara Mbak Intan. Aku benar-benar bingung. Gemercik air serasa mengundangku untuk mengintip apa yang terjadi didalam kamar mandi.
Persetan dengan semua..!!! Aku toh Cuma ngintip!!! Maafkan aku Mbak Intan..bukannya aku kurang ajar…
Ku geser meja tepat dibawah lubang ventilasi. Kuambil kursi, kuangkat dan kuletakkan di atas meja. Aku naik meja dan menaiki kursi untuk dapat mencapai lubang ventilasi yang cukup tinggi itu. Dengan nafas memburu aku mengintip lewat lubang itu. …. Yessss…!!!! Didalam kamar mandi itu tampak Mbak Intan sedang telanjang bulat. Dia berdiri memunggungi pandanganku sehingga saat ini aku baru bisa menyaksikan punggungnya yang mulus, pantatnya yang bulat semok. Kuakui Body Mbak Intan benar-benar montok. Selama ini aku hanya menyaksikannya memakai daster dan pakaian lainnya. Kini aku dapat melihat ada apa dibalik daster itu. Rambutnya yang basah menempel di punggungnya. Sekilas tampak dari samping belakang, payudaranya bergoyang – goyang mengikuti irama gerak tubuhnya. Aku belum puas. Aku ingin menyaksikan tubuh bugil Mbak Intan bagian depan.
Apa yang baru terlintas dalam pikiranku kini terjadi. Mbak Intan berbalik dan mengambil sabun yang ada di bibir bak mandi. Oh…payudara Mbak Intan ternyata benar-benar montok..!!! Diterpa sinar lampu dan basahnya air, payudara Mbak intan tampak segar dan penuh. Montoknya payudara Mbak Intan tentu saja berkaitan dengan kandungan ASI yang berisi didalamnya. Kulihat puting – puting susu Mbak Intan tebal, besar dan tegak keluar kira-kira 1,3 cm. Warnanya coklat tua. Agak gelap dan lingkaran areolanya yang besar juga warnanya gelap. Tentu saja itu akibat dari buah kehamilannya. Kulihat bulu kemaluan Mbak Intan yang keriting lebat. Benar-benar tubuh wanita dewasa yang sexy. Wah..untung saja Bambang membatalkan rencana ke Bengkel. Kalo tidak, mana bisa aku menyaksikan tubuh telanjang Mbak Intan di kamar mandi. Sori yo Bambang…kamu bukan seorang keparat, kamu pahlawan..!!!!
‘adek’ ku mulai menegang melihat Mbak Intan menyabuni tubuhnya. Buah dadanya yang montok ia remas-remas sambil sesekali memegang-megang puting susunya. Aku nggak tau ngapain Mbak Intan melakukan itu. Mungkin ia lagi membandingkan atau mengingat-ingat ukuran dan bentuk puting susunya sebelum dan sesudah ia melahirkan. Ah Persetan dengan Semua..!!! Bagiku sama saja..!! Puting susu Mbak Intan begitu menggoda..!!!
Sedang Asik-asiknya ngintip tiba-tiba bel ruang tamu berbunyi. Sialan !!! Siapa yang bertamu disaat seperti ini..??!! Benar – benar mengganggu!!! Tamu sialan itu tetap saja menekan bel dengan tabahnya. Mbak Intan tampaknya mendengar bel berbunyi dan langsung membilas tubuhnya, mengeringkan tubuihnya dengan handuk dan keluar dari kamar mandi untuk berpakaian.
Benar – benar tamu terkutuk..!!! Aku sumpah serapahi tamu yang menjengkelkan itu didalam batinku yang terpental – pental karena belum puas menyaksikan tubuh bugil Mbak Intan. Aku turun dan pintu kamar kukunci dari dalam. Aku rebahan di kasur sambil terus teringat kejadian tadi. Ah…Mbak Intan…kamu sungguh sexy… Mas Henri benar-benar beruntung..
Pagi harinya seperti biasa Mas Henri terburu-buru berangkat kerja. Aku belum mandi dan rasanya males banget berangkat ke sekolah. Kulihat Mbak Intan sedang menggendong si kecil. Ah…Mbak Intan…
“..Bud..kok kamu nggak siap – siap berangkat ke sekolah?”, Tanya Mbak Intan
“..Anu mbak…sekolah diliburkan..dipake buat Ujian Persamaan..” jawabku
“..Terus ada rencana pergi kemana hari ini..?”
“..Ah..males mbak..mendingan dirumah aja..”
“..Apa kamu nggak bosen..? di rumah sepi..”, kata Mbak Intan sambil menenangkan si kecil yang mulai rewel.
“..Nggak..eh mbak..si kecil rewel tuuh…”
“..Nah…makanya kamu dolan aja…kamu keganggu kan sama tangisan si kecil? Kalo dia nangis kenceng lho..”
Tangisan si Bayi semakin kenceng. Mbak Intan menimang-nimang si kecil dengan maksud agar si kecil tenang tapi usahanya sia-sia. Aku jadi nggak tega juga.
“..Kok rewel gitu sih…adik sakit ya Mbak..?”, tanyaku sambil duduk disebelah Mbak Intan.
“..Nggak…paling juga haus..”, jawab Mbak Intan kalem
“…Haus..?”, kataku
“..Iya pengen mimik susu..”

……BERSAMBUNG..
TETAPLAH SETIA MENGIKUTI CERITAKU….NANTIKAN BAGIAN KEDUA-NYA YA..



Processing your request, Please wait....
  • 0 - very bad experience 10 - very great experience