6403 Views |  2

pengalaman petting pertama

Age when it happend: 18
Where it happened: sebuah taman hiburan di surabaya
Langauge: indonesia
Sex: Female
Rating: 5
Category: Straight

Sore itu aku janjian sama cowokku mau ke toko buku. Aku sengaja tidak memintanya menjemput ke rumah. Soalnya kalo orang rumah tau aku sering pergi dengannya, wah bisa diprotes! Mereka pasti laporan ke nyokapku kalo anak gadisnya pacaran terus nggak belajar, padahal minggu itu aku masih harus menghadapi 4 ujian lagi. Akhirnya aku sama cowokku janjian bertemu di depan bank yang bersebelahan dengan gang rumahku. Lama aku menunggunya, mungkin 30 menit lebih. Duh mana panas lagi aku kan nggak pake jaket, wah tambah gosong aja kulitku. Akhirnya cowokku datang juga. Aku memintanya untuk mengantarku dulu ke fuji digital studio untuk bikin pas foto baru buat KTM. Sekitar 20 menit di tempat itu, kami lalu meluncur ke toko buku. Sekitar hampir 1 jam kami muter-muter mencari buku yang akan kami beli. Akhirnya aku menemukan sebuah novel bagus sedangkan dia membeli buku tentang komputer.
Setelah keluar dari toko buku kami bingung mau ke mana. Aku sih pinginnya membeli es campur. Tapi apa daya mungkin hari itu aku lagi apes, jadinya yaa… terpaksa keinginan itu begitu saja dilewatkan. Aku jelas jadi bete banget sama cowokku. Udah tau aku pingin banget es campur, dicariin kek yang jualnya ke mana, eh dia malah diem. Akhirnya selama di perjalanan saat kami berboncengan dengan sepeda motornya aku hanya bisa terdiam. Bahkan saat dia menanyakan arah tujuan kami selanjutnya ke mana, aku masih terdiam. Dia pun juga ikutan terdiam, bisu seribu bahasa karena melihat aku yang sudah terlanjur jutek dan bete. Dia kemudian memacu shogunnya dengan kencang. Aku tau itu pertanda dia juga lagi kesal, ya mungkin karena sikapku ini yang kekanak-kanakan. Apa-apa permintaanku selalu ingin dikabulkannya.
Menjelang tikungan gang-ku dia tidak juga berbelok. Dia malah terus melaju kendaraannya. Ini jelas bukan tujuan mengantarku pulang. Akhirnya aku tau ke mana tujuanku dan dia selanjutnya. Yup! Ke tempat biasa kami mojok.
Tidak seperti biasanya kami bertandang ke tempat biasa cangkruk berdua. Karena tempat yang biasanya sedang dipakai latihan oleh suatu perkumpulan organisasi gitu. Nggak lucu kan berduaan di tempat yang rame kayak gitu. Sebetulnya aku lagi nggak mood diajak ke tempat yang beginian sekarang. Pasti ujung2nya dia nge-kiss aku. Padahal hari ini aku lagi bete banget sama dia. Aku lagi nggak pengen ngelakuin hal favoritku itu semenjak aku jadian sama dia. Entahlah semenjak jadian sama dia, aku kok merasa nyaman banget berciuman dengannya. Nggak akan pernah bosan! Malah kalau bisa (waktu dan tempat yang mendukung), aku ingin 24 jam bisa mencumbunya. Beda banget waktu aku ngelakuin itu dengan mantan pacarku. Rasanya hambar! Aku nggak pernah memintanya, tapi dia selalu memaksa dan aku juga tidak pernah menolak. Ya mungkin karena aku nggak cinta sama dia. Tapi sangat berbeda dengan cowokku yang sekarang. Aku seperti ketagihan melakukan kissing dengannya. Tak segan-segan aku duluan yang meminta padanya untuk menciumku. Aku melakukannya karena aku benar2 menginginkannya, lebih dan lebih… aku sayang dia. Aku rela dengan apapun yang dia perbuat dengan tubuhku (selama dia mau), tapi aku rasa dia juga tidak akan melakukannya. Paling hanya sekedar kissing.
Sampai tempat wisata itu cowokku menemukan sebuah tempat duduk yang lumayan buat kami berdua. Mungkin pihak pengelola tempat itu sengaja membuatkan tempat itu untuk lahan pacaran kaum muda-mudi yang lagi kasmaran. Aku duduk menjauh darinya. Pandangannya masih kosong, tapi aku sudah tidak menggerutu lagi. Aku lalu membuka-buka buku yang barusan kami beli. Lama sampai akhirnya dia memintaku duduk dekatnya. Aku lalu mendekat padanya. Dia langsung merangkul pinggangku dan mulai mencium pipiku. Aku sangat menyukai saat dia melakukan itu. Tapi saat itu aku tidak membalas. Aku masih terdiam. Dia mulai mengisyaratkan agar kepalaku didekatkan ke dadanya. Hanya beberapa menit aku melakukannya sampai akhirnya aku memutuskan untuk menyandarkan kepalaku dekat dengan lehernya. Sudah dapat kuduga setelah itu apa selanjutnya terjadi. Dia menarik daguku dan mendekatkan ke mulutnya. Perlahan dia mulai mengecup bibirku sampai akhirnya dia menciumiku lebih dalam lagi. Lidahnya juga bermain-main di dalam mulutku. Seketika itu juga mulutku dan mulutnya basah. Memang dia kalau berciuman kurang ahli, kesannya liar dan berantakan. Tapi aku tidak perduli. Rupanya dia agak kesulitan untuk menciumku dengan posisi dudukku dan kepalaku yang terlalu menyandar ke lehernya. Aku lalu merubah posisiku. Kali ini sangat pas banget kalo mau ciuman, karena kami berdua sama-sama nyaman. Cowokku juga dengan bebas melingkarkan tangannya ke pinggangku. Tapi itu cuma sebentar. Kemudian tangan kirinya mulai naik sedikit demi sedikit sampai akhirnya dia berhenti tepat di atas payudaraku. Sedangkan tangan kanannya berada bersama kedua genggaman tanganku berada di atas perutku. Kami terus berciuman. Sampai akhirnya aku lelah. Dia ganti yang menciumi leherku. Aku mulai terangsang. Aku berfikir, mungkin nggak melakukan hal lain selain ciuman. Karena suasana sore ini udah berubah menjadi agak gelap, padahal baru jam 5 lebih. Aku mengerang kesakitan karena dia memainkan payudaraku terlalu kasar. Dia meremasnya keras. Mungkin gemas. Aku diam saja. Aku sama sekali tidak menyangka dia berani melakukannya.
Tangannya berhenti sejenak. Lalu kami mulai berciuman kembali, mouth with mouth. Kali ini akulah yang menuntun tangannya menjelajahi area depan tubuhku. “Dingin…” kataku. “Kamu mau pakai jaketku aja, sayang?” balasnya sambil terus melanjutkan ciuman. Aku menggeleng pelan dan berkata “nggak usah”. Entah dia mendengarnya apa tidak. Karena saat itu bibirku sedang dibekap oleh mulutnya.
Lantas aku menggenggam tangan kanannya dan kubimbing telapak tangannya ke balik bajuku. Kebetulan saat itu aku tidak sedang memakai kaos dalam, jadi dengan mudahnya dia langsung menyentuh kulit perutku. Sampai di situ kubiarkan saja, aku tidak menuntunnya terlalu jauh. Namun kenyataannya tangannya sendirilah yang beraksi cepat. Dia meraba pelan sampai akhirnya dia dapat menyentuh bra-ku. Tangannya mulai usil ingin memasuki dan memegang lebih jauh apa yang ada di balik bra-ku. Tapi karena posisinya tangannya dari bawah sehingga agak kesulitan. Akhirnya dia hanya bisa mengelus-elus saja. Aku nggak menyia-nyiakan kesempatan ini. Aku tau dia ingin lebih, makanya aku merubah lagi posisi dudukku. Kali ini pas banget untuk kissing dan petting. Dia juga dengan sigap menarik tangannya dari dalam bajuku. Awalnya dia ragu-ragu melakukannya atau tidak. Sampai akhirnya aku memberinya kecupan di sekitar lehernya dan… tangan kanannya mulai membuka kancing bajuku satu per satu. Kancing yang pertama… dia bisa melihat ke balik bajuku apa yang berada di sana. Walaupun ukurannya tidak besar, tapi dia takjub. Pelan-pelan dia mulai menjelajah bagian dadaku hingga akhirnya dia memegang payudaraku. Tangannya yang dari tadi usil ingin mengetahui apa yang berada dalam balik bra-ku kali ini sukses banget. Payudaraku mulai dielusnya, diremasnya, putingku juga mulai ikut dimainkannya. Aku mulai mengisyaratkan agar kepalanya ditundukkan mendekat ke dadaku. Aku ingin dia mencium dadaku and… he did. Dia mulai menciumi dadaku sampai akhirnya dia membuka kancing kedua dari bajuku dan menarik payudaraku keluar dari dalam bra. Lidahnya yang liar mulai menjilati daerah sekitar putting sampai akhirnya dia menjilat putingku. Terus dan terus dia juga menghisapnya, mengecupnya, menciumnya, melumatnya ke dalam mulutnya. Mungkin rasanya nikmat banget. Aku hanya bisa merasakan geli sampai ke sekujur tubuhku. Belum pernah aku melakukan ini sebelumnya. Sepertinya dia ingin menydahinya, dia berhenti sejenak. Tapi aku lalu membalasnya dengan mencium bagian lehernya. Dia juga mengisyaratkan agar aku menciumi tubuhnya bagian itu, karena disitulah titik kepekaannya. Semakin aku mencium lehernya, semakin hot juga mulut dan tangannya bermain dengan paudaraku sebelah kiri. Sedangkan tangan kirinya berada di belakang kepalaku. Sesekali dia merundukkan kepalaku mengisyaratkan agar aku ikut menunduk. Aku lihat dengan mataku sendiri, payudaraku dipegang, diremas, dicium, dijilat, dikeluarkan dan dikeluarkan dari dalam bra setelah ‘aksi’ itu selesai. Setelah dia puas ‘bermain-main’ dia langsung mendekapku erat dan berkata “aku sayang kamu”. Dia juga berkata maaf, kalau apa yang barusan dia lakukan salah. Tapi mau bagaimana lagi karena sudah terjadi. Aku terkapar tak berdaya. Dia lalu mengajakku pulang karena sudah jam 6 sore. Aku masih enggan berdiri atau membetulkan pakaianku. Dia juga mengerti banget kalo aku juga sebenarnya masih ingin bersamanya. (dan melakukan itu lagi? Oh no…) Akhirnya kami berciuman sekali lagi. Setelah itu dia mengancingkan kembali pakaianku yang terbuka.
Kami menuju ke shogunnya. Dia memacu kendaraan 4 tak miliknya dengan pelan. Selama di perjalanan kami sama-sama terdiam. Benar-benar tidak menyangka kalau hal itu telah terjadi. Tapi anehnya aku masih merasa belum horny. Tapi setelah aku menulis ini, eh malah ingin mengulang kejadian itu kembali. Duh kapan yach ketemu cowokku lagi, jadi pingin nech… kali ini gantian yang sebelah kiri. ;p


yang habis baca cerita ini, silahkan komentar ya, kirim email ke: penulis_imajinasicom

Processing your request, Please wait....
  • 0 - very bad experience 10 - very great experience