1045 Views |  Like

vampire

Age when it happend: 25
Where it happened: hotel
Langauge: indonesian
Sex: Male
Rating: 5
Category: Straight

Pengalamanku saat aku baru nikah 1 th, saat itu aku sdh berumah tangga sendiri, karena istriku juga bekerja maka kita mengambil seorang pembantu melalui biro jasa. Pembantuku masih muda sekali usianya kira 16 th hanya kulitnya agak putih dan bersih. Dia sampai saat terjadinya kejadian ini sudah bekerja kira2 6 bulan. Saat itu aku ada keperluan mengambil surat2 yang tertinggal dirumah, pembantuku Sutini namanya tapi panggilannya Tin yg membukakan pintu. Karena aku mencari surat yg tertinggal agak lama maka pintu ditutup lagi oleh Tini dan Tini kelihatannya langsung mandi. Akhirnya aku ketemukan suratku itu, tapi karena Tin masih mandi maka aku tunggu sebentar untuk menutup pintu depan. Aku duduk dipinggir tempat tidur, memang jendela kamarku menghadap kebelakang sehingga bisa lihat kebun juga kamar serta kamar mandi pembantu yg letaknya dibelakang kebun menghadap jendela kamarku. Pintu kamar mandinya kemudian terbuka dan Tini keluar dr kamar mandi hanya dgn handuk dililitkan ketubuhnya. Mungkin dianggap rumah sepi tak ada yg tahu jadi dia berani begitu pikirku. Diam2 aku perhatikan terus, Tini memasukkan pakaian kotornya keember cucian dan kemudian balik masuk kekamarnya. Tanpa ditutup juga kamarnya Tini kelihatan mengambil pakaian dr lemarinya. Lalu Tini melepas handuknya dan mengeringkan lagi tubuhnya, waaah terlihat sekali badannya yg langsing dan putih bersih dgn buah dadanya yg hanya kecil dgn puting warna merah jambu serta kemaluannya yg masih belum ditumbuhi rambut sedikitpun. Kemudian Tini memakai BH nya yg tanpa spons dan CD yg mini juga lalu memakai rok bawahan dan kaos. Melihat tubuh yg kecil, bersih dan indah itu nafsuku bergairah. Setelah Tini selesai menyisir rambutnya yg pendek ala Yuni Sara dan membedaki mukanya, aku langsung panggil dia.
“Tin”
“Iya pak”. “Aku tolong pijit sebentar leher dan kepalaku sebab pusing” sambil aku duduk dikursi makan. Kemudian Tini memijit leherku , walaupun kecil tubuhnya tapi pijitannya cuku mantap. Habis mijit leher aku minta mijit bagian dahi dan pelipis kiri dan kanan. Tini mulai memijitnya, tapi karena kepalaku goyang2 lalu kepalaku tiba2 ditarinya kebelakang dan disandarkan kedadanya Tini. Aku jadi makin greng walaupun buah dadanya kecil sehingga aku hanya merasakan sandarannya agak empuk. Ulahnya Tini membuat kontolku mulai bangun sedikit2, aku jadi penasaran lalu aku coba tanganku kuturunkan dan me-nyentuh kakinya. Ternyata Tini diam saja tak bereaksi negatif. Lalu kuberanikan utk meraba pahanya, ternyata Tini tetap diam saja dgn memijit dahiku terus.Rabaanku kuteruskan dgn 2 tangan dipaha kiri dan kanan sambil ku-pijit pahanya dan tangan kananku terus merambat keatas sampai kekemaluannya Tini yg tertutup celana dlm. Saat itu Tini masih diam terus, lalu jariku coba kususupkan kedlm CD nya utk men-utik2 lubang kemaluannya, saat itu Tini mulai mendesis dan menggoyangkan pantatnya :”Sssseeeettt…..aduh pak geli kena itilku”. Tetapi karena Tini tidak lari dan tetap memijtku terus maka pekerjaan tangan itu tak berhenti dan terus berjalan sampai akhirnya tangannya Tini lepas tak memijit lagi dan memegang lenganku erat2 dan berbisik:”Pak..pak…Tini nggak tahan minta yaak pak?”. “Minta apa Tin?”tanyaku. Tini tak menjawab hanya memberi kode dgn tangannya yg digenggam dgn jempolnya dijepit antara jari tengah dan telunjuk, yg berarti minta disetubuhi. “Katanya kamu masih gadis”kataku. Tini lalu cerita, dia sudah dijodohkan didesa kira2 tahun yl, lalu saat pulang Lebaran kemarin, dia sudah digauli oleh pacarnya itu sampai beberapa kali. “Karena sudah merasakan digauli itu, Tini jadi sering kepingin begitu lagi sekarang ” katanya. Dia cerita lagi:” Apalagi Tini sering lihat bapak dan ibu kalau main, jadi nafsu Tini sering bergelora”. “Darimana kamu lihat” tanyaku. “Ngintip dari celah kordin kamar bapak” katanya polos. “Apa tiap malam kami ngintip” tanyaku. “Tidak pak, cuma Tini tahu kebiasaan ibu sebab tiap kali ibu memakai pakaian tidur yg tipis yg kelihatan BH dan CD nya itu baru Tini ngintip sebab selalu main”. Lanjutnya:”Tini nafsu sekali kalau lihat ibu dgn telanjang lalu mengisap kontolnya bapak dan saat bapak meniduri ibu sampai ibu keluar lendirnyaa. Tini juga lihat ibu yg dengan lahapnya meminum air maninya bapak yg disemprotkan dlm mulutnya ibu”.
“Kalau gitu kamu lihat semua cara2 bapak dan ibu kalau main? tanyaku. “Iya pak, kalau didesa pacar Tini kalau main ya cuma biasa spt orang desa itu. Tidak spt ibu kadang duduk diatas, kadang bolak balik ibu mengisap kontolnya bapak dan bapak mengisap kemaluannya ibu”.
“Tini kamu datang bulannya kapan? ” tanyaku.” “Sudah lama pak, ini mungkin seminggu lagi dpt haid: sahutnya.Karena Tini kepingin dan sudah bukan perawan lagi, lagi pula tak masa subur langsung aku berdiri dan kulepasi pakaianku dan Tini kusuruh mengambil kasur lipat digudang dan dipasang disebelah meja makan. Aku langsung tiduran dan Tini aku minta mengisap kontolku. Walaupun Tini sdh lihat tehnik2 bermain cinta, tetapi karena belum dipraktekan jadi rasanya belum enak spt istriku. Tini aku suruh melepas semua pakaiannya sampai bugil. Lalu buah dadanya kucoba kuremas tapi karena masih kecil jadi sulit, aku hanya bisa me-mencet2 putingnya lalu ku-isap2 juga sampai meng-usap2 kemaluannya yg gundul. Tini memegang kontolku dan menciuminya sambil bekata:”Kalau kontol orang desa itu kecil2 pak tidak ada yg gede spt punya bapak ini. Kalau gede kan bisa marem rasanya”. Saat kupegang dan kumasukkan jariku kelubang kemaluannya selain memang masih sempit lubangnya juga lendirnya sdh banyak sekali tetapi encer tak sekental punya istriku. Ada lendir cewek yg banyak ini, aku makin bernafsu, Aku minta Tini main 69 atau bolak balik menurut istilahnya dia. Tini yg diatas sambil ngisap kontolku dan aku dibawah mempermaikan kemaluannya dgn mulut dan lidahku. Itilnya kujilati sambil lubangnya kemaluan kumasi 2 jari dan kugelitik bagian dlmnya. ” Aduuuuuuh ……..pak.Kemaluanku geli sekali rasanya…aduuuuh Tini mau keluar lendirnya pak”. Mendengar itu langsung lubang kemaluannya kucucup dan terus ku-sedot2 dgn kuat sampai terasa suuuuuur….suuuuuur….suuuuuur dgn disertai rintihan Tini:”Pak…pak…air santannya Tini sudah keluar semua”. Kemudian kulihat lubangnya ternyata masi cukup banyak air santannya dilubangnya dan setelah kusedot lagi kubersihkan santan2 yg lepas menempel dibibir kemaluannya dan terasa penuh mulutku dgn maninya. Saat kutelan rasanya sama seperti punya istriku yaitu asem2 asin, hanya punya Tini lebih banyak tapi encer. Mungkin makin berumur lendirnya makin kental. Karena aku belum keluar maka segera kutancapkan kontolku ke lubangnya. Begitu kumasukkan total seluruh batang kontolku, Tini merintih:”Seeeeessst….aduh enaknya, pak kontolnya bapak rasanya enak sekali beda jauh dgn punya pacar saya”. Rintihan itu makin membuat aku garang dan hunjamkan terus dgn agak keras dan cepat kontolku kelubang kemaluannya sampai Tini betul2 tak tahan nikmatnya dgn menggelinjang2 terus”. Pikirku pembantu yg kurang ajar berani ngintip ini mesti diajar betul. Kira2 10 menit berlalu baru aku mencapai klimaks dan kemaluannya kusemprot dgn maniku dan Tini berbisik:”Aduuuh hangatnya kontolnya bapak dan air maninya”. Selesai main Tini kuminta mencuci kontolku dikamar mandinya. Sambil mencuci Tini bilang:”Waaaah, bapak mainnya hebat sih, pantasan ibu sering minta terus. Tini juga nanti minta lagi ya” Aku menyanggupi permintaanya asal jangan saat masa subur dan kira jam 10 pagi. Aku menyanggupi karena aku pikir tubuhnya bersih dan tak ada penyakitnya serta baru karena baru seorang yg pakai yaitu pacarnya walaupun buah dadanya kecil, tapi puting kalau diisap Tini taoch terangsang banget. Jadi kalau nanti kepingin ditiduri, Tini pura2 batuk2 kecil saat mengepel lantai ruang tamu dimana saya selalu duduk membaca koran. Lalu dia memberi koda manggut2. Kejadian ini berulang terus kira2 tiap 2 minggu sekali selama kl 4 bulan sampai akhirnya dia pamit keluar karena disuruh nikah.

Processing your request, Please wait....
  • 0 - very bad experience 10 - very great experience